Ini adalah
pengalaman salah satu teman SMK ku yang namanya Asmara Tampi. Gak
usah heran dulu deh sama namanya. Ini terjadi sekitar setahun yang
lalu. Seingatku, sih. Ini kan terjadi pada suatu malam. Jadi temanku
ini kan habis pulang dari nge-les di tempat salah satu muridnya
(cieh, udah kayak guru aja ya). Ya tapi emang bener. Nah, malam itu
kan dia pulangnya lumayan larut, sekitar setengah 10-an lah. Dia kan
naik sepeda. Ya lumayan jauh sih. Nah waktu dia hampir sampe' di
rumahnya itu, dia kan nglewatin tempat nongkrong anak-anak yang emang
suka nongkrong disitu kalau malam. Nah karena si Asmara ini nggak
pernah pulang selarut itu biasanya, dia agak ketakutan sebenarnya.
Jadi ceritanya, waktu dia nglewatin tempat nongkrong itu kan dia
ngebut, Dipedalnya tuh sepeda kuat-kuat. Dia lupa kalau sepedanya itu
pedalnya agak lecek. Dan puncaknya nih, waktu dia lewat tepat di
depan anak-anak yang pada nongkrong itu, alamat deh, si pedal yang
nggak bisa diajak kompromi itu akhirnya copot dari pegangannya.
Seperti nggak peduli pada apa yang terjadi, Asmara terus saja
mengayuh pedalnya yang tinggal satu tanpa pikir panjang lagi. Nggak
peduli deh dia kalau pedalnya tinggal satu. Nah, penderitaannya nggak
berhenti sampai disitu aja, Guys. Sementara dia terus mengayuh
sepedanya, akhirnya dia capek juga. Akhirnya dia turun deh. Trus
dituntunnya tu sepeda. Tapi kemudian, tanpa Ia duga sebelumnya,
ternyata dari tempat nongkrog anak-anak tadi, ada yang mengikutinya
dari belakang. Dua cowok yang naik sepeda motor boncengan. Duh,
perasaan Asmara udah nggak karuan, nih. Apalagi ketika salah satu
cowok itu memanggilnya.
"Mbak, mbak..."
Panggil cowok itu. Asmara nggak memperhatikan saking takutnya. Ia
bahkan nggak menoleh. Ia justru terus menuntun sepedanya makin
kenceng. Niatnya mau dinaikin, tapi kan jadi susah kalau pedalnya
tinggal satu. Dia terus menuntun sementara si cowok terus
memanggil-manggil.
"Mbak, mbak"
Si cowok terus memanggil-manggil. Asmara terus saja berjalan.
Akhirnya yang dia takutkan terjadi. Dua cowok itu menyalipnya dan
mencegatnya tepat di depan. Duh, deh. Pucet bener Asmara. Iapun
berhenti sembari terus menggumamkan do'a do'a. Dua cowok itu turun
dari sepeda motor dan menghampirinya. Asmara semakin ketakutan. Ia
menunduk semakin rendah. Setelah kedua cowok itu berhenti di
depannya, Si cowok yang tadi memanggil-manggilnya berkata, "Mbak,,"
Asmara tetap diam. Dan si cowok melanjutkan. "Pedalnya copot ya,
mbak. Ini saya bawakan." Ucap cowok itu kemudian. Si Asmara yang
tadi pucat pasi lantaran kepikiran yang nggak-nggak, tiba-tiba aja
wajahnya jadi merah bener karena menahan malu dan nggak nyangka
ternyata si cowok mau ngomong begitu. Dia sebenarnya nahan tawa
banget tuh. Akhirnya dia hanya mengangguk dan tersenyum sembari terus
menunduk. Bukan karena malu, tapi karena nahan perutnya untuk tetap
diam. Niatnya dia mau ngakak sekeras-kerasnya nanti kalau udah sampai
dirumah. Akhirnya si cowok membantu memasangkan pedal itu ke
sepedanya dan setelah bener, Asmara mengucapkan terima kasih dan dua
cowok itupun pergi. Lega deh, perasaannya. Dan bener aja. Sesampainya
dirumah, Dia ngakak bener di kamarnya. Sampai esoknya, dia
menceritakan pengalamannya itu ke Aku. Otomatis aja aku juga ngakak.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
cerita yang bagus
ReplyDeletedesain dapur rumah subsidi
desain dapur rumah minimalis
desain dapur rumah type 27/60
desain dapur rumah type 36
desain dapur rumah type 30/60
desain dapur rumah kayu
desain dapur rumah teres
desain dapur rumah flat
desain dapur rumah kampung
desain dapur rumah