Powered By Blogger

Wednesday, February 19, 2014

My Friend's Experience


Ini adalah pengalaman salah satu teman SMK ku yang namanya Asmara Tampi. Gak usah heran dulu deh sama namanya. Ini terjadi sekitar setahun yang lalu. Seingatku, sih. Ini kan terjadi pada suatu malam. Jadi temanku ini kan habis pulang dari nge-les di tempat salah satu muridnya (cieh, udah kayak guru aja ya). Ya tapi emang bener. Nah, malam itu kan dia pulangnya lumayan larut, sekitar setengah 10-an lah. Dia kan naik sepeda. Ya lumayan jauh sih. Nah waktu dia hampir sampe' di rumahnya itu, dia kan nglewatin tempat nongkrong anak-anak yang emang suka nongkrong disitu kalau malam. Nah karena si Asmara ini nggak pernah pulang selarut itu biasanya, dia agak ketakutan sebenarnya. Jadi ceritanya, waktu dia nglewatin tempat nongkrong itu kan dia ngebut, Dipedalnya tuh sepeda kuat-kuat. Dia lupa kalau sepedanya itu pedalnya agak lecek. Dan puncaknya nih, waktu dia lewat tepat di depan anak-anak yang pada nongkrong itu, alamat deh, si pedal yang nggak bisa diajak kompromi itu akhirnya copot dari pegangannya. Seperti nggak peduli pada apa yang terjadi, Asmara terus saja mengayuh pedalnya yang tinggal satu tanpa pikir panjang lagi. Nggak peduli deh dia kalau pedalnya tinggal satu. Nah, penderitaannya nggak berhenti sampai disitu aja, Guys. Sementara dia terus mengayuh sepedanya, akhirnya dia capek juga. Akhirnya dia turun deh. Trus dituntunnya tu sepeda. Tapi kemudian, tanpa Ia duga sebelumnya, ternyata dari tempat nongkrog anak-anak tadi, ada yang mengikutinya dari belakang. Dua cowok yang naik sepeda motor boncengan. Duh, perasaan Asmara udah nggak karuan, nih. Apalagi ketika salah satu cowok itu memanggilnya.
"Mbak, mbak..." Panggil cowok itu. Asmara nggak memperhatikan saking takutnya. Ia bahkan nggak menoleh. Ia justru terus menuntun sepedanya makin kenceng. Niatnya mau dinaikin, tapi kan jadi susah kalau pedalnya tinggal satu. Dia terus menuntun sementara si cowok terus memanggil-manggil.
"Mbak, mbak" Si cowok terus memanggil-manggil. Asmara terus saja berjalan. Akhirnya yang dia takutkan terjadi. Dua cowok itu menyalipnya dan mencegatnya tepat di depan. Duh, deh. Pucet bener Asmara. Iapun berhenti sembari terus menggumamkan do'a do'a. Dua cowok itu turun dari sepeda motor dan menghampirinya. Asmara semakin ketakutan. Ia menunduk semakin rendah. Setelah kedua cowok itu berhenti di depannya, Si cowok yang tadi memanggil-manggilnya berkata, "Mbak,," Asmara tetap diam. Dan si cowok melanjutkan. "Pedalnya copot ya, mbak. Ini saya bawakan." Ucap cowok itu kemudian. Si Asmara yang tadi pucat pasi lantaran kepikiran yang nggak-nggak, tiba-tiba aja wajahnya jadi merah bener karena menahan malu dan nggak nyangka ternyata si cowok mau ngomong begitu. Dia sebenarnya nahan tawa banget tuh. Akhirnya dia hanya mengangguk dan tersenyum sembari terus menunduk. Bukan karena malu, tapi karena nahan perutnya untuk tetap diam. Niatnya dia mau ngakak sekeras-kerasnya nanti kalau udah sampai dirumah. Akhirnya si cowok membantu memasangkan pedal itu ke sepedanya dan setelah bener, Asmara mengucapkan terima kasih dan dua cowok itupun pergi. Lega deh, perasaannya. Dan bener aja. Sesampainya dirumah, Dia ngakak bener di kamarnya. Sampai esoknya, dia menceritakan pengalamannya itu ke Aku. Otomatis aja aku juga ngakak. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

1 comment: